Harga Waktu Seorang AYah

Aku memiliki seorang teman sekantor yang bernama Asa Pasaribu. Pak Asa Pasaribu ini seorang pekerja yang sangat gigih dan ambisus, sampai-sampai waktunya habis di seharian bekerja di kantor. Memang saya akui, dia cukup berhasil dalam pekerjaannya.

Suatu hari entah kenapa aku tergerak untuk datang berkunjung kerumahnya, waktu itu tepat jam 5 sore, cuaca sangat bersahabat membuat suasa begitu santai. Tanpa di duga-duga pak Asa yang saya kunjungin itu sedang duduk santai bersama istri dan anak laki-lakinya yang masih umur 6 atau 8 tahun. Aku pun ikut nimbrung di dalam percakapan mereka. Di tengah-tengah perbincangan kami, tiba-tiba anak pak Asa yang bernama Ucok menanyakan sesuatu yang aneh kepada pak Asa.

"Ucok" Pak, Bapak kerja di kantor di bayar berapa sih sebulan?
"Pak Asa" Ya, sekitar Rp.2.500.000,-! ( sembari mengernyitkan dahi)
"Ucok" Kalau sehari berapa ya pak?
Pak ASa mulai bingung
"Pak Asa" Seratus ribu rupiah, ada apasih? kok tanyagaji segala! ( hardik pak Asa)
Akan tetapi si Ucok masih tetap bartanya lagi...
" UCok" Kalau sehari berarti Rp. 50.000,- dong?
"Pak Asa" Iya, emangnya kenapa ? ( pak Asa semakin jengkel)
Tetapi si Ucok dengan mantap mengajukan permohonan kepada Bapaknya yang sedang jengkel
"Ucok" Gini Pak! Tolong tambahin donk tabungan Ucok, Rp.5000,- saja. Soalnya, Ucok sudah punya tabungan sebesar Rp. 45.000,-. Rencananya, Ucok mau membeli Bapak setengah hari aja supaya kita bisa pergi memancing bersama.

Seketika itu juga kami bertiga tercengang mendengarnya.

Memang harus kita akui banyak orang yang tinggal di jakarta Lebih mementingkan pekerjaan dari pada keluarga. Jadi bagi Boss-boss yang akan jadi seorang kepala keluarga, jangan sempat terjadi, anak-anak kita berusaha menabung guna membeli waktu kita untuk bersama dengan mereka..

Semoga tulisan ini bisa membuka pikiran kita semua. hehehehehhe