Di suatu Negeri, terdapat sebuah istana yang sangat megah dan mempunyai ribuan jendela. Seorang wanita ditugaskan sebagai penutup dan pembuka jendela-jendela tersebut. Setiap hari , ketika matahari sudah terbit, dia wajib membuka mulai dari jendela yang pertama sampai jendela yang terakhir. Karena jumlah jendela terlalu banyak, wanita tersebut akhirnya bisa membuka jendela terakhir saat matahari sudah terbenam. Setelah istirahat sejenak, karena hari sudah gelap, dia wajib untuk menutup kembali jendela-jendela yang ia sudah buka sebelumnya. Setiap hari ia melakukan pekerjaan yang melelahkan itu.
Tanpa kita sadari seringkali kitapun seperti wanita tersebut. Kita bekerja dan beraktifitas dengan segala pekerjaan dan kegiatan yang kita geluti tanpa menyadari untuk apa kita berjerih payah. Bahkan kadangkala kita juga prustasi terhadap rutinitas dan hal lain kerapkali melintas di dalam pikiran kita, "Apa yang kulakukan selama ini kelihatannya hanya hampa dan sia-sia saja". Ada seorang yang pernah berkata, "Did you ever walk into a room and forget why you walked in? I think that's how dogs spend their lives." Perkataan yang pedas ini memang ada benarnya juga; " kita bagaikan binatang jika kita hanya lahir, hidup dan mati dengan tanpa tujuan yang benar.". Terlalu sering kita hanya berjerih payah melakukan rutinitas, mencari uang, belajar, berolah raga, bermasyarakat, membangun rumah, membeli kenderaan, menikah dan melupakan alasan mengapa kita melakukan hal-hal tersebut.
Sekarang yang menjadi pertanyaan bukanlah, " Seberapa banyak yang sudah anda kerjakan?" Akan tetapi, pertanyaan yang mestinya muncul adalah, " Seberapa dalam anda memaknai apa yang anda kerjakan selama ini?" Jerih payah Anda akan sia-sia seandainya tidak didasarkan pada tujuan yang benar. Jika Anda makan atau jika Anda minum, atau jika Anda melakukan sesuatu yang lain, Lakukanlah itu untuk kemulian Tuhan.
Tanpa kita sadari seringkali kitapun seperti wanita tersebut. Kita bekerja dan beraktifitas dengan segala pekerjaan dan kegiatan yang kita geluti tanpa menyadari untuk apa kita berjerih payah. Bahkan kadangkala kita juga prustasi terhadap rutinitas dan hal lain kerapkali melintas di dalam pikiran kita, "Apa yang kulakukan selama ini kelihatannya hanya hampa dan sia-sia saja". Ada seorang yang pernah berkata, "Did you ever walk into a room and forget why you walked in? I think that's how dogs spend their lives." Perkataan yang pedas ini memang ada benarnya juga; " kita bagaikan binatang jika kita hanya lahir, hidup dan mati dengan tanpa tujuan yang benar.". Terlalu sering kita hanya berjerih payah melakukan rutinitas, mencari uang, belajar, berolah raga, bermasyarakat, membangun rumah, membeli kenderaan, menikah dan melupakan alasan mengapa kita melakukan hal-hal tersebut.
Sekarang yang menjadi pertanyaan bukanlah, " Seberapa banyak yang sudah anda kerjakan?" Akan tetapi, pertanyaan yang mestinya muncul adalah, " Seberapa dalam anda memaknai apa yang anda kerjakan selama ini?" Jerih payah Anda akan sia-sia seandainya tidak didasarkan pada tujuan yang benar. Jika Anda makan atau jika Anda minum, atau jika Anda melakukan sesuatu yang lain, Lakukanlah itu untuk kemulian Tuhan.